Tidak seharusnya kau ada di sana menyendiri sepi, hampir tertutup puluhan barang dagangan yang tidak seberapa banyak menghasilkan. Tidak pernahkah terlintas di pikiranmu bahwa semua barang-barang yang kau jual itu jarang dilirik mereka yang lebih memilih memakan bakso, mie ayam, krupuk dan berbagai camilan lainnya. Apa yang kau cari nenek tua? Aku saja yang memeras keringat dan air mata selama ini merasa kurang dengan apa yang kuterima. Kau? Berapa banyak barang dikalikan dengan seratus rupiah yang kau dapat?

Aku sungguh miris melihatmu, bahkan hampir sebagian air mataku masih menggenang menghalangi bola mata. Ya, pandanganku kabur melihat semua huruf-huruf ini berjalan memenuhi layar blogku. Hanya pada tulisan aku bercerita, aku hanya bisa menyampaikan keadaanmu yang sangat tidak beruntung itu. Aku ingin berteriak pada anak cucumu tapi entah mereka dimana dan sepertinya itu tidak membantumu untuk keluar dari keadaanyang memprihatinkan.

Sekarang aku berpikir, sudahkah mau makan malam ini nenek tua? Apakah kau di sana sama sepertiku sekarang hanya sendiri, belum makan dan tanpa ditemani seorang kawan pun?

Nenek tua, seandainya aku punya kekuatan memutar dunia, aku akan menukar posisimu dengan ibu-ibu pejabat di luar sana yang tidak harus bersusah payah menunggu dagangan sampai keriput memenuhi wajah.

Semoga Tuhan memberikanmu kebahagiaan berlimbah melebihi sekedar harta. Semoga kau dilimpahkan kekuatan menghadapi keras dan tidak adilnya dunia. Semoga aku diberikan ketenangan dan ketabahan menerima nasib ini.

Percayalah, kau lebih baik miskin daripada kaya dan tidak tenang karena diburu KPK. Lebih baik kau berteman dengan alam dan teriknya matahari daripada bergelimang harta tapi tinggal di dalam jeruji besi. Bahagialah dengan keterbatasan ini nenek tua. Tuhan menyertaimu.